Senin, 18 Januari 2010

Atlas Cekungan Batuan Sedimen di Cekungan Sumatera bagian Selatan


E-mail Print PDF
gb1-xWilayah Nusantara dikenal mempunyai 62 cekungan yang diisi oleh batuan sedimen berumur Tersier. Sekitar 40 % dari seluruh cekungan berada di daratan (onshore). Ke 62 cekungan tersebut tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Cekungan berumur Pratersier kebanyakan ditemukan di wilayah Indonesia Bagian Timur, dan kebanyakan sulit ditarik batasnya dengan cekungan berumur Tersier, karena umumnya ditindih (overlain) oleh cekungan berumur Tersier.

Hampir semua cekungan batuan sedimen di Indonesia sangat berpotensi mengandung sumber daya migas, batubara dan serpih minyak (oil shale). Namun, batasan stratigrafi, sedimentologi, tektonik & struktur maupun dinamika cekungan semua formasi pembawa potensi sumber daya belum terakomodasi dan tergambar dalam bentuk atlas.

Geologi Cekungan Sumatera Selatan adalah suatu hasil kegiatan tektonik yang berkaitan erat dengan penunjaman Lempeng Indi-Australia, yang bergerak ke arah utara hingga timurlaut terhadap Lempeng Eurasia yang relatif diam. Zone penunjaman lempeng meliputi daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan selatan Pulau Jawa. Beberapa lempeng kecil (micro-plate) yang berada di antara zone interaksi tersebut turut bergerak dan menghasilkan zone konvergensi dalam berbagai bentuk dan arah. Penunjaman lempeng Indi-Australia tersebut dapat mempengaruhi keadaan batuan, morfologi, tektonik dan struktur di Sumatera Selatan. Tumbukan tektonik lempeng di Pulau Sumatera menghasilkan jalur busur depan, magmatik, dan busur belakang.

gb2-x

Cekungan Sumatera Selatan terbentuk dari hasil penurunan (depression) yang dikelilingi oleh tinggian-tinggian batuan Pratersier. Pengangkatan Pegunungan Barisan terjadi di akhir Kapur disertai terjadinya sesar-sesar bongkah (block faulting). Selain Pegunungan Barisan sebagai pegunungan bongkah (block mountain) beberapa tinggian batuan tua yang masih tersingkap di permukaan adalah di Pegunungan Tigapuluh, Pegunungan Duabelas, Pulau Lingga dan Pulau Bangka yang merupakan sisa-sisa tinggian "Sunda Landmass", yang sekarang berupa Paparan Sunda. Cekungan Sumatera Selatan telah mengalami tiga kali proses orogenesis, yaitu yang pertama adalah pada Mesozoikum Tengah, kedua pada Kapur Akhir sampai Tersier Awal dan yang ketiga pada Plio-Plistosen. Orogenesis Plio-Plistosen menghasilkan kondisi struktur geologi seperti terlihat pada saat ini. Tektonik dan struktur geologi daerah Cekungan Sumatera Selatan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu, Zone Sesar Semangko, zone perlipatan yang berarah baratlaut-tenggara dan zona sesar-sesar yang berhubungan erat dengan perlipatan serta sesar-sesar Pratersier yang mengalami peremajaan.

Dengan telah tersedianya buku Stratigrafi Leksikon Indonesia, dan hasil-hasil penelitian yang mencakup tataan, tektonik dan dinamika cekungan serta karakter batuan sedimen di Cekungan Sumatera Selatan, maka perlu dibuat suatu rangkuman data dan informasi serta keterangan aspek geologi yang ditampilkan berupa buku dalam bentuk atlas.

Semua data primer dan sekunder tentang geologi di Cekungan Sumatera Selatan yang akan dihimpun, dikompilasi dan di-digit dimaksudkan untuk dapat dirangkum dalam bentuk beberapa peta dan keterangan secara jelas dan ringkas, terutama semua data dan informasi tentang geologi (stratigrafi, sedimentologi, tektonik dan struktur serta dinamika cekungan, konfigurasi batuan dasar, sumber daya batuan sedimen, dll). Evaluasi data yang tersedia diharapkan dapat menemukan dan mendeliniasi sub-cekungan kecil lainnya yang belum pernah diketahui sebelumnya. Tujuan utamanya adalah, tersedianya buku atlas cekungan batuan sedimen tersebut agar dapat di gunakan sebagai acuan awal dalam tindak lanjut penelitian, penyelidikan, kajian dan eksplorasi sumber daya geologi.

Rencana penyusunan buku atlas cekungan batuan sedimen akan diawali di Cekungan Sumatera Selatan dan akan dilaksanakan dalam waktu 12 bulan yang meliputi terutama Propinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Pada tahap awal, yakni tahun 2007 terdiri atas Sub-cekungan Jambi dan Palembang Tengah. Diharapkan, seluruh wilayah Nusantara, secara bertahap akan dibuat buku atlas cekungan batuan sedimennya. Pekerjaan ini akan memberikan luaran berupa satu paket buku maupun CD-format Atlas Cekungan batuan sedimen di Sumatera Selatan (Sub-cekungan Jambi dan Palembang Tengah, Sumatera Selatan). Penampilan buku ini berupa peta-peta topografi, geografi, peta geologi, peta struktur dan tektonik, peta distribusi batuan dan peta geofisika anomaly gayaberat berskala 1: 50.000; 1: 100.000; 1 : 250.000; 1 : 500.000; 1: 1.000.000 atau sampai 5.000.000, yang juga mencakup penampang/profil geologi, stratigrafi, geologi, geofisika, korelasi formasi dan keterangan tentang sifat serta karakter setiap formasi batuan. Bilamana lanjut pekerjaan, hasilnya dapat dibuat menjadi data base untuk GIS di masa mendatang.

Dengan demikan, secara berkesinambungan, semua cekungan batuan sedimen di daratan (onshore) seluruh wilayah Indonesia dapat ditampilkan berupa buku dalam bentuk atlas. Pembuatan Atlas ini, akan mengacu Atlas Geologi yang telah di buat oleh Puslitbang Geologi (2000) dan juga Atlas Geologi Jepang, (Geological Survey of Japan, 1983).

Kelengkapan data dan informasi yang akan dimuat di dalam buku atlas cekungan batuan sedimen ini secara terus menerus akan dapat di mutakhirkan (updated). Buku atlas ini merupakan modal awal yang penting dalam melakukan berbagai perencanaan strategis bagi kelanjutan pembangunan sesuai tugas dan fungsi Pusat Survei Geologi. Hasil pekerjaan ini diharapkan dapat bermanfaat secara langsung oleh para ahli kebumian, pengelola pertambangan dan kalangan industri.

http://www.grdc.esdm.go.id/index.php/fokus/studi-cekungan/73-atlas-cekungan-batuan-sedimen-di-cekungan-sumatera-bagian-selatan-.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar